Dumas Davy de La Pailleterie atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Alexandre Dumas, adalah seorang penulis Perancis yang terkenal dengan
novel-novel historical fictionnya. Hampir semua novel dan tulisannya mengambil Perancis
sebagai setting utamanya.
Di antara beberapa novel yang dibuatnya, salah satu novel yang saya baca
dan langsung jatuh cinta adalah The Count of Monte Cristo. Kendati dibalut
dalam genre fiksi, namun unsur-unsur sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan di
masa itu, mampu membuat pembaca menyusuri dan menjelajahi lebih lanjut kehidupan
masyarakat Perancis di masa itu.
Sekai pun, jujur saat membaca saya sama sekali tak tahu siapa itu
Alexandre Dumas. Namun, karena novel itu adalah novel paling tebal yang berhasil
dibaca sampai tamat, itulah yang membuat jatuh cinta. Itu artinya, novel
tersebut sangat mampu menyihir pembaca untuk membuka halaman per halaman hingga
kata TAMAT di akhir halamannya. Tentunya tak ada kebosanan saat membaca dan mengulangnya
lagi dari awal.
Pengelompokkan Sosial
Count adalah sebutan untuk bangsawan Perancis di masa itu, mungkin setara
dengan sebutan Baron untuk bangsawan Inggris. Kesamaan keduanya adalah, gelar
tersebut bisa didapat jika saja seseorang memiliki kekayaan dalam jumlah
tertentu. Dengan kata lain, gelar tersebut adalah kategori sosial atau
pengelompokkan kelas dalam masyarakat yang diukur lewat kekayaan. Kekayaan untuk
seorang Count, bukan hanya terletak dari harta benda yang dimilikinya, tetapi
juga penguasaannya atas sebidang tanah.
Penguasaan atas sebidang tanah itulah yang menjadi keterkaitan dalam buku
ini. Sebab Monte Kristo yang kemudian diambil sebagai judul, adalah sebuah
pulau yang memang mendasari gelar The
Count untuk tokoh utamanya.
Itu berarti di mana pun, dalam situasi apa pun, dalam tahap perkembangan
zaman apa pun kekayaan atau materi tetap menjadi prioritas dalam pengelompokkan
sosial. Sebuah kesadaran sosial juga, bahwa kelompok kelas atas selalu dibekali
dengan intelektual yang tinggi.
Dalam tatanan kehidupan Perancis saat itu, masyarakat kelas atas bisa
dicirikan dengan profesi yang dijalaninya. Profesi yang populer dalam
pembentukkan kelas, yang juga dibahas dalam buku ini antara lain, pengacara, pengusaha
dan militer. Profesi yang kemudian membawa pembaca untuk mengenal lebih lanjut
seperti apa kehidupan sosialita di masa itu.
Kehidupan yang memang penuh intrik dari pertama kali cerita itu berkembang.
Bagaimana tokoh-tokohnya berhasil menggapai kelas tertinggi. Bagaimana mereka bergaul
dengan masyarakat sosialita dan menjadi bagian di dalamnya. Dan bagaimana juga
gelar-gelar tersebut bisa mengubah kehidupan, sikap dan sifat seseorang.
Dalam tataran itulah kecerdasan dan intelektualitas Alexandre Dumas
ditanamkan. Ia tak hanya membuat rangkaian alur dan plot dalam cerita yang
saling menyambung. Tetapi juga mampu menggambarkan seperti apa peran dan status
dijalankan dan berpengaruh pada kehidupan individu. Bukan hanya itu, ia pun
berhasil memberi gambaran yang tegas seperti apa pola-pola hubungan sosial yang
terjadi di masa itu.
Jika melihat masa hidup penulis yang lahir 24 Juli 1802 dan meninggal
pada 5 Deseember 1870, lalu membandingkan dengan setting ceritanya di masa keruntuhan
Napoleon (kira-kira 100 tahun sebelum kelahiran penulis). Jelas jika The Count
of Monte Cristo dibuat sebagai rekonstruksi sejarah. Itu berarti, penulis
melakukan riset mendalam untuk buku ini.
Satu hal yang menjadi catatan, bahwa penulis hebat bukanlah pada setenar
apa tulisan yang dibuatnya. Tapi sebesar apa usaha yang dilakukan dalam proses
pembuatannya. Kenyataannya, usaha selalu menentukan hasil. Buktinya, buku
tersebut juga buku-buku lainnya telah bertahan selama hampir 2 abad. [hers]
__________
__________
Lihat juga: Alexandre Dumas dan Misteri Mazzolato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar