Senin, 16 Desember 2013

Pesan Dalam Botol

1384672901446408374
JIKA ditanya, bagaimana ia bisa selamat dari tragedi tersebut? Jawabannya adalah akibat pesan dalam botol.

Ya, pesan yang dalam bayangan kita dimasukkan ke dalam botol, lalu dilarung begitu saja ke laut tanpa memikirkan ritual. Hanya berharap, agar ada seseorang yang mendapati lalu membaca pesan tersebut.

Sabtu, 14 Desember 2013

Risalah

___

gerimis,
sebagaimana pagi menyapu bulir
embun di pepucuk daun adalah sapa
minggu yang tergugu
kicau burungkah yang kau rindu?
sebab kidung meratap sumbang
untuk metrum yang tersirap gelombang
atau selengkung pelangi yang terbias
di ujung rinai

dan
kita mengikis
dalam kisah yang habis
:tangisilah

~hers,141213
Puisi Lainnya

Sabtu, 07 Desember 2013

Untuk Hari Ke Delapan Di Akhir Tahun

Apa yang dipahami dari sebuah janji, adalah bukti dituntaskannya kata yang terucap. Sementara pembuktian, hanyalah proses yang tak pernah terpahami.
1386407202610865432
***
Sebuah bukti ketulusan yang kau hadiahkan padaku, terwujud dalam sebotol parfum yang masih tersisa setengahnya. Bukan menyia-nyiakan, terlebih menganggap remeh pemberianmu. Hanya saja, aku tak ingin ketulusanmu itu berlalu begitu cepat, menguap tanpa jejak setelah meresap lewat pori-pori dan denyut nadiku. Lalu, menjadi materi kosong yang diam-diam mengakhiri kesan dan kenang.
Kuberikan juga sebuah jaket dengan warna kesukaanmu. Bukan untuk membalas atau sekadar menumbuhkan bunga-bunga di kepala dan perasaanmu. Tapi, sebagai bukti bahwa aku menjaga dan menyayangimu. Sebab aku tahu, ringkih tubuhmu tak pernah sanggup menahan dingin berlebih.
Murah bukan?
Lalu kau katakan, bukan seberapa tinggi nilai materi yang bisa menyenangkanmu. Tapi seberapa besar usaha yang kulakukan untukmu. Meski kenyataannya, materi adalah bukti akhir dari sebuah usaha. Jika memang demikian, sampai kapan pun aku tak pernah bisa menyenangkan terlebih memuaskanmu. Bukankankah usaha dan materi adalah bentuk kewajiban menerus?
Ya, mungkin seperti itulah yang kupahami, bahwa menyenangkanmu adalah kewajiban yang tak terhenti hanya pada satu atau dua materi. Tak tertakar oleh satu dan dua peristiwa. Tak terukur oleh detik-detik waktu yang berlalu.
Seperti juga, tak pernah kutemukan alasan mengapa aku mencintaimu. Sebab, mencintaimu adalah misteri yang tak terpecahkan hanya oleh senyum di bibirmu, indahnya bola matamu, cara bicaramu, caramu menatapku atau hal-hal menarik lain darimu. Mencintaimu, adalah janji yang terlontar melebihi batas kesadaran yang pernah tercekat di sela-sela kerongkonganku.
Maka, pahamilah! Janjiku bukanlah ucap yang memerlukan bukti. Melainkan utang yang tak pernah bisa dilunasi.
Sampai entah.
***
Di sini, sejak kemarin hujan merajai hari.
Kisah menahun yang mengawali ribuan doa dan harap, sebagai sajak hidmat dari jejak lahirmu. Dan aku, hanyalah satu dari ribuan rintik doa yang hadir di pertengahan musim. Berharap selalu menapak di jalan takdirmu, meski tanpa bunga juga cahaya panas lilin kecil yang menari di atas manisnya tart. Hanya doa, hanya harap senyap, yang tak lenyap hingga musim melindap.
Sekali pun dingin, sekali pun pahit.
Adalah sebab, segala ucap dan doa kupanjat di satu hari yang lebih cepat.
***
~hers,071213
ilustrasi:
fhi3na.blogspot.com

Rabu, 27 November 2013

Lelaki Peneropong Malam

Di dalam kotak, kau bungkus cahaya yang pijar dari bola kaca hampa udara
tambali lubang dinding agar tak seberkas pun pendar yang hambur keluar
dengan  kata, dengan aksara hingga penuh dan berjejal dalam hari-harimu

di luar, masa yang merangsak tak pernah purna menggulir musim
sebab musim menjelma lingkaran tiga ratus enam puluh angka
almanak, di bawah empat-dua belas lembaran kertas bergambar
yang bercerita tentang kamu dan kamu di sudut paling hening
tanpa aku, tanpa kita, tanpa kami yang tersamar  dalam kenang

di dalam kotak pijar cahaya yang terbungkus meredup
diam-diam kau merindukan terang yang tak lagi mengintip
sebab lubang telah kau jejal dengan himpitan kata dan aksara

dan kau yang lupa bagaimana pecahan bulan menumbuhkan kisah
menerawang dalam sehimpun fragmen yang berlalu, lalu memetik ucap
: ” kata adalah sebab beta tersesat?”

~hers,191113
Puisi Lainnya

Mutilasi

CUKUP sudah kubiarkan perselingkuhan ini. Aku sudah muak dan tak tahan lagi! Bertahun-tahun menikahinya, apa yang kudapat? Hanya cinta dan kepura-puraan. Dan kau! Adalah penyebab semuanya. 

Tidakkah kau dengar canda tawa bocah di atas? Mereka adalah anak-anakku yang terlahir jauh sebelum kehadiranmu. Lantas, kau muncul secara tiba-tiba dan mengacaukan semuanya. Dan aku! Aku menjelma satu dari percabangan rasa yang menanti untuk disinggahi. Menyedihkan bukan?

Baiklah, akan kumulai saja prosesi pelenyapanmu. Mungkin kau tak ingin melihat bagaimana aku melakukannya. Maka biarkan kubedah kedua bola matamu agar sirna penglihatanmu. Atau kau masih merindukan keadaan hening untuk menghantar kematianmu? Baiklah, izinkan aku memisahkan kedua telinga yang selalu tertutup oleh rambut ikalmu.

Hening bukan? Aku yakin kau tak sanggup lagi mendengar canda tawa anak-anakku di atas.

Oh, tidak! Rupanya kau ingin menjerit dan meneriakkan kengerian ini lewat bibir manismu. Sialnya, bibirmu memang manis, kendati berada di pintu kematian. Tapi aku tak ingin mengagetkan anak-anakku. Karenanya tersenyumlah, bukankah senyum manismu yang membuat istriku terpikat? Lalu tanpa ia sadari telah mengobarkan api amarah dalam dadaku? Baiklah, sebagai balasan, akan kuhilangkan senyum dari wajahmu. Sekali lagi, ini tak akan menyakitkanmu.

Ahh! Sial, kau memang sempurna, bahkan setelah kupisahkan beberapa anggota wajahmu, kau masih terlihat sempurna. Baiklah! Aku tak akan bermain main lagi untuk melenyapkanmu. Ijinkan kupindahkan tubuhmu ke halaman belakang, karena aku tak ingin mengotori dan membersihkan lantai ini.

Sstt! Diamlah, karena aku akan menyeretmu dan aku tak ingin anak-anak menyaksikan.
 
Baiklah, akan kulakukan dengan sangat cepat. Kumulai saja dari jemari kakimu, lalu ke pergelangan kaki. Setahap demi setahap hingga seluruh tubuhnu tercincang habis. Sesuai keinginanmu, kulakukan dengan hening dan tak akan menyakitkanmu.

Lengkap sudah! Tinggal kepalamu. Akan kujejalkan semua bagian tubuhmu menjadi isi dari kepalamu.
Tapi sayang, kau, memang merepotkan! Bahkan setelah semua anggota tubuhmu tercincang. Kau masih merepotkan!

Bagaimana aku harus membersihkanmu? Kubuang begitu saja ke tempat sampah? Tidak, karena istriku akan sangat terpukul jika ia melihatmu dalam kondisi tanpa bentuk seperti ini.

Atau kukubur di antara bunga-bunga mawar rawatan istriku? Ooh, sama sekali tak akan kulakukan. Sebab aku tak ingin mengotori dan memupuk taman dengan tubuhmu.

Maafkan aku, karena aku tak tahu lagi harus melakukan apa pada ceceran tubuhmu. Membakarnya, mungkin cara terbaik untuk benar-benar melenyapkanmu. Seperti janjiku sebelumnya, kau memang harus lenyap dalam keluarga ini.

***

SIAL! Asap pembakaranmu sangat menyengat. Dan ini kesalahanmu hingga anak-anakku melihat dan menutup hidung di daun jendela kamarnya.

“Ayah sedang membakar apa? Baunya menyengat sekali!”

Jika kau berpikir aku akan menunjukkan wajah marah pada anak-anakku. Kau salah, karena aku akan tersenyum dan menyuruh mereka untuk menutup jendela, agar asapmu tak menjejali ruang-ruang di rumahku.

***

AHH! Nyaman sekali rasanya, menghuni ruangan ini setelah membereskanmu!

“Sayang! Kata anak-anak, kau yang membersihkan ruangan ini tadi? Benarkah?”

“Tentu saja!”

“Lalu, di mana kau simpan poster dan foto calon artis-artis itu?”

“Telah kubakar!”

“Apa?”

“Kubakar!”

“Ahh! Maaf, aku selalu merepotkanmu dengan koleksi foto yang berantakan di meja kerjamu! “

***
~hers,231113
Cerpen Lainnya

Sabtu, 16 November 2013

Fiksi Dan Kisah Nyata






 Jika ditanya apa perbedaan antara fiksi dan kisah nyata? Tentu saja saya akan menjawab berdasarkan definisi, bahwa fiksi adalah sebuah cerita atau karangan fiktif. Karangan yang tidak benar-benar terjadi karena semua yang ada dalam karangan itu adalah inmajinasi semata. Sedangkan kisah nyata, tentu saja kisah yang diangkat dari kehidupan nyata, dengan tokoh yang nyata dengan alur cerita yang dialami oleh tokoh tersebut. Lalu, perbedaan antara fiksi dankisah nyata yang saya pahami tersebut, tiba-tiba saja kabur saat muncul sebuah istilah kisah nyata yang difiksikan atau fiksi yang diangkat dari kisah nyata.

Minggu, 22 September 2013

Kalimat Motivasi?

Ilustrasi: blog.fitb.itb.ac.id
Entah apa judul yang tepat. 

Kalimat motivasi berikut sepertinya tak asing di telinga kita, ‘Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda’, ada juga yang menyebut ‘Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda’. Apapun itu, tujuan dari kalimat motivasi tersebut adalah untuk mendorong diri menuju keberhasilan atau kesuksesan.



Sabtu, 21 September 2013

Benarkah Harus Pandai Dalam Menulis?


ilustrasi: www.langitberita.com
Hari Minggu kemarin di kedai kopi, saya ditanya oleh salah seorang teman “Masih suka menulis?” Pertanyaan yang saya benarkan saat itu juga diikuti dengan ajakan untuk menulis. Pertanyaan yang juga ditanggapi dengan pernyataan santai, bahwa dia tak bisa menulis karena tak cukup pandai.

Kamis, 07 Februari 2013

Kekerasan: Parodi Eksistensi Kehidupan


Tak perlu ditanya kenapa atau bagaimana kekerasan itu bisa hadir. Yang lebih penting adalah, bagaimana manusia mengenal kekerasan? Tentunya sangat berkaitan dengan masalah sosialisasi dan internalisasi.”

—Herlambang. S. W

MENILIK  MASALAH kekerasan, memang tak pernah habis untuk dibicarakan. Cerita dari waktu ke waktu membuktikan, bahwa kekerasan sudah ada semenjak turunan pertama Adam-Hawa.  Cerita yang bukan hanya cerita, tetapi sudah menjadi bagian keimanan dari pemeluk agama samawi. Sebagai bagian dari iman, tentu saja cerita tersebut sifatnya dogmatis dan bukan untuk diperdebatkan.

Atau dalam epos Mahabarata yang sangat terkenal di penjuru dunia. Jelas sekali digambarkan bagaimana benturan dua sisi dari sifat manusia, —baik-buruk, benar-salah dan sebagainya. Sayangnya benturan tersebut harus diselesaikan dengan wujud masif kekerasan. Pertempuran di Kuru Setra, yang menghabiskan hampir semua wangsa Baratha terutama wangsa Kuru atau Kurawa.

Senin, 28 Januari 2013

Penghasilan Online, Benarkah?


Dua hari ga ada kerjaan dan sibuk terus melototin tulisan yang ‘ga kelar-kelar.  Kembali iseng, saya berselancar di dunia maya tanpa tujuan.

Di setiap laman yang saya kunjungi, selalu saja tampak iklan-iklan (banner) yang bertebaran. Sebuah hal yang membuktikan, di mana pun, kapan pun manusia selalu meninggalkan jejak-jejak perekonomiannya.

Selasa, 22 Januari 2013

Empati Versus Simpati

sumber gambar
Iseng-iseng buka FB, tanpa sengaja mata saya tertuju pada status teman (baca: fans :-p) yang nongol di beranda.

Dia menulis, "Mari BEREMPATI! Saudara kita yang tertimpa bencana butuh bantuan. Jangan cuma diam dan terus berteori masalah banjir."

Minggu, 20 Januari 2013

Dumas dan Misteri Mazzolato

Sampuldepan
"...Kematian adalah satu-satunya hal yang penting dalam kehidupan kita ini yang patut menjadi bahan renungan. Bukankah baik kalau kita mengetahui bermacam-macam cara jiwa meninggalkan raganya, dan mempelajari bagaimana seseorang berpindah dari ada ke tiada yang bergantung dari adat dan wataknya, bahkan juga kepada kebiasaan bangsanya?... Kematian mungkin merupakan cobaan Tuhan, tetapi jelas bukan penebusan dosa. ..."

~Alexandre Dumas, Count of Monte Cristo~