Ilustrasi: blog.fitb.itb.ac.id |
Kalimat motivasi berikut sepertinya tak asing di telinga kita, ‘Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda’, ada juga yang menyebut ‘Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda’. Apapun itu, tujuan dari kalimat motivasi tersebut adalah untuk mendorong diri menuju keberhasilan atau kesuksesan.
Entah siapa pencetus kalimat motivasi tersebut. Tapi bagi saya, ada kontradiksi dalam kalimat tersebut yang justru terasa aneh.
Kegagalan, keberhasilan dan kesuksesan,
adalah akibat yang terdampak sebab dari satu hal yang diupayakan. Dalam
tataran ini, kalimat motivasi membicarakan tentang target atau pencapaian.
Jika angka 10 dianalogikan sebagai
target, maka seseorang seharusnya dikatakan gagal apabila ia tak mampu
mencapai angka 10. Bahkan dengan selisih 0,00001 sekali pun. Lantas
bagaimana bisa kegagalan kemudian disebut sebagai
keberhasilan/kesuksesan yang tertunda? Alih alih menyebut gagal, kita
lebih senang menyebutnya hampir berhasil atau mendekati target. Tujuannya tidak lain, memotivasi diri.
Kegagalan, keberhasilan atau kesuksesan,
sejatinya adalah situasi dan kondisi yang berjalan pada satu rangkaian
waktu. Dalam tataran waktu kita berbicara tentang kesempatan. Dengan
demikian, kegagalan seharusnya tetaplah kegagalan. Perihal mengulang
dengan cara lain agar sukses/berhasil, itu hal lain dan tentunya dengan
kesempatan yang lain juga.
Kiranya, hal tersebut kewajaran
mengingat manusia adalah makhluk yang toleran. Toleran dalam berbagai
hal, termasuk ilmu pasti sekalipun. Buktinya, selalu ada pembulatan juga
penghalusan untuk setiap kekurangan. Dan hal tersebut telah dianggap
sebagai kebutuhan, karena pada dasarnya, manusia memang butuh pujian dan
sanjungan. Di situlah titik awal kalimat motivasi berperan.
Dan ketidakwajaran, justru saat manusia bertindak di luar hal-hal yang umum dilakukan, sekalipun tindakannya benar.
hihi, ko jadi ga nyambung ya,,, selamat beraktivitas :)
*)pernah ditulis di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar